Apakah Seorang Anak Memikul Dosa Orang Tuanya?
Apakah Seorang Anak Memikul Dosa Orang Tuanya?
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Apakah Seorang Anak Memikul Dosa Orang Tuanya? selamat membaca.
Pertanyaan:
Assalamu’alaikum Ustadz, apakah seorang anak memikul dosa orang tuanya? atau sebaliknya. Jazakallah khairan jawabannya Ustadz
Ditanyakan Sahabat BIAS melalui Grup WhatsApp
Jawaban:
Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Anak Tidak Memikul Dosa Orangtuanya
عَنْ أَبِي رِمْثَةَ قَالَ انْطَلَقْتُ مَعَ أَبِي نَحْوَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِأَبِي ابْنُكَ هَذَا قَالَ إِي وَرَبِّ الْكَعْبَةِ قَالَ حَقًّا قَالَ أَشْهَدُ بِهِ قَالَ فَتَبَسَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَاحِكًا مِنْ ثَبْتِ شَبَهِي فِي أَبِي وَمِنْ حَلِفِ أَبِي عَلَيَّ ثُمَّ قَالَ أَمَا إِنَّهُ لَا يَجْنِي عَلَيْكَ وَلَا تَجْنِي عَلَيْهِ وَقَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ( وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى )
Dari Abu Rimtsah ia berkata; Aku dan bapakku berangkat menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu Beliau bertanya kepada bapakku, “Apakah ini anakmu?” bapakku menjawab, “Benar, demi Tuhannya Ka’bah” Beliau bertanya lagi, “Apakah itu benar?” bapakku menjawab, “Aku bersaksi atasnya”
Abu Rismtsah berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu tersenyum karena kemiripan aku dan bapakku, juga karena sumpah yang dilakukannya atas diriku. Kemudian beliau bersabda, “Ketahuilah, dia tidak akan memikul dosamu dan kamu tidak akan memikul dosanya”
Lalu beliau membaca ayat: ‘Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain’ (QS Al-Isra 15)” [HR Abu Daud 3897]
Anak Tidak Boleh Dihukum Atas Kesalahan Orang Lain
Ikhwatal Iman Ahabbakumullah, saudara saudariku sekalian yang mencintai Sunnah dan dicintai oleh Allah.. Salah satu bentuk keadilan Islam terhadap anak-anak adalah terlarangnya menyalahkan mereka karena kesalahan oranglain, meskipun itu orangtua mereka sendiri.
Seorang anak tidak boleh disalahkan atas kejahatan ayahnya, begitupula orangtua tidak boleh disalahkan atas kejahatan anaknya, hal tersebut karena memang seorang hamba tidak akan dihisab kecuali karena amalannya sendiri, sebagaimana firman Allah
وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى
“Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain” (QS Al-Isra 15)
Termasuk fenomena pendidikan di akhir zaman ini adalah menyamakan kedudukan orang yang salah dengan orang yang tidak salah hanya karena uang atau kedudukan, sehingga perlu menjadi perhatian para pendidik untuk bersikap adil dengan tidak menghukum anak didiknya atas kesalahan oranglain.
Semoga Allah beri Taufik pada kita semua.
WAllahu A’lam
Ditulis oleh:
Ustadz Rosyid Abu Rosyidah حفظه الله
Rabu, 29 Sya’ban 1444H / 22 Maret 2023 M
Ustadz Rosyid Abu Rosyidah حفظه الله
Beliau adalah Alumni STDI IMAM SYAFI’I Kulliyyatul Hadits, dan Dewan konsultasi Bimbingan Islam,
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Rosyid Abu Rosyidah حفظه الله klik disini