IbadahKonsultasi

Apakah Sedekah Merupakan Tolak Ukur Keimanan Seseorang?

Pendaftaran Mahad Bimbingan Islam

Apakah Sedekah Merupakan Tolak Ukur Keimanan Seseorang?

Pertanyaan :

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

Ustadz, saya mau tanya,

Ada yang mengatakan orang beriman itu harus membuktikan dengan mau berinfaq (saya kurang tahu benarkah ada hadits/dalilnya Ustadz?). Lalu bagaimana dengan orang yang belum mampu atau tidak memiliki sesuatu untuk berinfaq (terutama ibu rumah tangga yang tidak ada penghasilan sendiri, nafkah dari suami hanya cukup untuk kebutuhan keluarga). Apakah itu bisa dikatakan belum beriman ? Mohon penjelasannya ustadz agar hati jadi tenang. Jazakallaahu khairan.

(Disampaikan oleh Fulanah, Sahabat BiAS)


Jawaban :

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du.

Infak adalah sesuatu yang sunnah dan ia menjadi indikasi kuatnya iman seseorang. Allah ta’ala berfirman :

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.”
(QS Ali Imran : 92).

Namun tidak berarti orang yang belum berinfaq lantas divonis sebagai orang yang tak beriman. Karena keimanan itu sendiri bertingkat-tingkat dan tidak satu derajat, tidak satu level dan tidak hanya satu bagian. Jika hilang satu bagian masih ada bagian keimanan yang lain. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Baca Juga:  Harus Baca, Inilah Cara Membayar Hutang Jika Pemberi Hutang Tidak Diketahui Keberadaannya

الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ، أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ : لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْإِيمَانِ

“Iman itu ada tujuh puluh cabang lebih, atau enam puluh cabang lebih. Yang paling utama yaitu perkataan Lâ ilâha illallâh, dan yang paling ringan yaitu menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan malu itu termasuk bagian dari iman.”
(HR Bukhari : 9).

Dan yang perlu dipahami infak atau sedekah tidak harus melulu berupa harta, bisa berupa tenaga, fikiran, ide, atau bahkan senyuman. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

‎لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْق

“Janganlah engkau meremehkan kebaikan sekecil apapun, walaupun itu berupa cerahnya wajahmu ‎terhadap saudaramu.”
(HR. Muslim : 2626).‎

Islam agama yang indah bukan agama yang menyeramkan, Islam tidak menakut-nakuti umatnya akan tetapi memotivasi untuk senantiasa berbuat baik sesuai dengan kadar dan kemampuan kita masing-masing.

 

Wallahu a’lam
Wabillahit taufiq

Dijawab dengan ringkas oleh :
Ustadz Abul Aswad Al Bayati, حفظه الله تعالى
Senin, 12 Dzulqodah 1440 H / 15 Juli 2019 M



Ustadz Abul Aswad Al-Bayati, BA.
Dewan konsultasi Bimbingan Islam (BIAS), alumni MEDIU, dai asal klaten
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Abul Aswad Al-Bayati حفظه الله  
klik disini

Akademi Shalihah Menjadi Sebaik-baik Perhiasan Dunia Ads

Ustadz Abul Aswad Al Bayati, BA.

Beliau adalah Alumni S1 MEDIU Aqidah 2008 – 2012 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Dauroh Malang tahunan dari 2013 – sekarang, Dauroh Solo tahunan dari 2014 – sekarang | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Koordinator Relawan Brigas, Pengisi Kajian Islam Bahasa Berbahasa Jawa di Al Iman TV

Related Articles

Back to top button