Apakah Keluarnya Madzi Membatalkan Puasa?

Apakah Keluarnya Madzi Membatalkan Puasa?
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Apakah Keluarnya Madzi Membatalkan Puasa? selamat membaca.
Pertanyaan:
Apakah ketika madzi keluar baik disengaja atau pun tidak disengaja, termasuk hal yang membatalkan puasa?
Ditanyakan Sahabat BIAS melalui Grup WhatsApp
Jawaban:
Apakah Keluar Madzi membatalkan Puasa?
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan;
وأما المذي: فهو الذي يخرج بسبب الشهوة، لكنه يخرج من غير شعور به وعند برودة الشهوة، أي: أنه إذا بردت شهوة الإنسان وجد هذا البلل دون أن يشعر به، وهذا يوجب غسل الذكر والأنثيين؛ كما أمر بذلك النبي صلى الله عليه وسلم علي بن أبي طالب، ويوجب الوضوء أيضاً، وما أصاب الثوب منه فإنه ينضح كما ينضح بول الغلام الصغير، أي: أنه يصب عليه الماء حتى يعمه، وبذلك يكون طاهراً.
Adapun madzi adalah cairan yang keluar karena sebab naiknya syahwat, namun ia keluar tanpa terasa, dan baru terlihat biasanya ketika syahwat sudah mereda. Yakni jika syahwat seseorang mulai mereda, ia akan mendapati basah di kemaluannya tanpa merasakan keluarnya.
Madzi menjadikan wajibnya untuk mencuci kemaluan dan buah pelir (jika terkena madzi), sebagaimana Nabi memerintahkan kepada Ali bin Abi Thalib.
Madzi juga mewajibkan wudhu, dan jika madzi mengenai pakaian, maka pakaian disucikan dengan diciprati dengan air sebagaimana ketika menyucikan air kencing bayi lelaki, yaitu maksudnya pakaian yang terkena madzi cukup dibasahi dengan air sampai meliputi semua yang terkena madzi, dengan itu cukup menjadi suci.
Lihat: أحكام المياه التي تخرج من الرجل
Keluar Madzi Dengan Sengaja Atau Tidak Saat Puasa, Bagaimana hukumnya?
Imam An Nawawi rahimahullah mengatakan,
لو قبل امرأة وتلذذ فأمذى ولم يمن لم يفطر عندنا بلا خلاف
“Jika seseorang mencium istrinya dan terasa nikmat, lantas keluar madzi dan bukan mani, maka puasanya tidak batal. Inilah pendapat kami, ulama Syafi’iyah, tanpa ada perselisihan sama sekali di antara kami.” (lihat Al Majmu’, Yahya bin Syarf An Nawawi, 6/323).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah juga berfatwa,
ولا يفطر بمذي بسبب قبلة أو لمس أو تكرار نظر وهو قول أبي حنيفة والشافعي وبعض أصحابنا
“Puasa tidaklah batal jika keluar madzi karena sebab mencium, menyentuh atau berulang kali memandang istri. Inilah pendapat Abu Hanifah, Asy Syafi’i dan sebagian ulama Hambali.” (lihat Al Ikhtiyarot, Ibnu Taimiyah, Asy Syamilah, hal. 96).
Kesimpulan:
Keluar madzi (cairan yang keluar saat syahwat menggelora) maka tidak membatalkan puasa. Dan ini merupakan pendapat Abu Hanifah, Syafi’iyyah (lihat Al-Majmu’ 6/323) dan dan para ulama yang lainnya.
Hal tersebut disebabkan karena keluarnya madzi tidak mengharuskan mandi wajib, dan tidak ada dalil secara tegas yang menunjukan bahwa keluarnya madzi membatalkan puasa, serta hukum dasarnya adalah sahnya puasa, kemudian antara madzi dan mani memiliki perbedaan yang sangat banyak, sehingga tidak bisa disamakan hukum keduanya (keluar mani dengan sengaja membatalkan puasa).
Wallahu Ta’ala A’lam.
baca juga artikel :
Perbedaan Air Seni, Wadi, Madzi, dan Mani
8 Sebab Pembatal-Pembatal Puasa
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله
Selasa, 18 Jumadil Akhir 1444H / 10 Januari 2023 M
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Fadly Gugul حفظه الله تعالى klik disini