KonsultasiManhajUmum

Apakah Dengan Menjalani Manhaj Salaf, Akan Menghapus Dosa Terdahulu?

Pendaftaran Grup WA Madeenah

Apakah Dengan Menjalani Manhaj Salaf, Akan Menghapus Dosa Terdahulu?

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Apakah dengan menjalani manhaj salaf akan menghapus dosa yang telah lalu.
selamat membaca.


Pertanyaan :

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Semoga Allah ‘Azza wa Jalla selalu menjaga ustadz dan keluarga.

Saya mau bertanya ustadz. Apakah dengan menjalani manhaj salaf akan menghapus dosa yang telah lalu seperti muallaf?
Jazaakallaahu khairan wa baarakallaahu fiik..

(Disampaikan oleh Fulan, sahabat belajar grup WA Bimbingan Islam – BiAS)


Jawaban :

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du.

Mengikuti manhaj salaf (metoda orang sholeh terdahulu) maksudnya adalah meniti jalan dan metode mereka dalam memahami agama dan menerapkannya dalam setiap aspeknya, berpegang teguh dengan cara mereka ketika berinteraksi dengan al-Quran maupun Hadist Nabi shallallahu alaihi wa sallam, dan orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah memuji perbuatan mereka dalam al-Quran :

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar”.
(QS Al-Taubah:100)

Syaikh abdurrahman ibnu nashir al-Sa’dy rohimahullah mengatakan:

وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ – بالاعتقادات والأقوال والأعمال، فهؤلاء، هم الذين سلموا من الذم، وحصل لهم نهاية المدح، وأفضل الكرامات من الله

“Dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik: maksudnya mengikuti sisi ideologi mereka (para sahabat), perkataan mereka dan perbuatannya, maka mereka itulah yang selamat dari celaan, mereka mendapatkan pujian dan sebaik-baik kemuliaan dari Allah ta’ala”.
(Taisiru al-karimi al-rahman hal:349)

Dari sedikit paparan di atas, kita menjadi tahu bahwa mengikuti manhaj salaf dalam memahami agama adalah perkara yang terpuji dan diridoi oleh Allah ta’ala, ketika dia adalah perkara yang Allah ridoi, maka ia adalah bagian dari ibadah dan amal solih, karena definisi ibadah itu kata Ibnu Taimiyyah rohimahullah adalah:

اسم جامع لكل ما يحبه الله ويرضاه من الأقوال والأعمال الباطنة والظاهرة

“Satu nama yang mencakup segala apa saja yang Allah cintai dan ridoi dari perkataan, perbuatan, amal baik yang batin/tersembunyi, maupun yang lahir/tampak”

Ketika mengikuti manhaj salaf adalah bagian dari amal solih dan ibadah, tentunya dengan mempraktekkannya bisa menghapuskan dosa-dosa kita dan kesalahan kita yang telah lalu, berikut beberapa dalil yang mengabarkan perihal penghapusan dosa karena melakukan amal solih, diantaranya firman Allah:

إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّاكِرِينَ

“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah)”.
(QS. Hud : 114).

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rohimahullah menyatakan :

فهذه الصلوات الخمس، وما ألحق بها من التطوعات من أكبر الحسنات، وهي: مع أنها حسنات تقرب إلى الله، وتوجب الثواب، فإنها تذهب السيئات وتمحوها، والمراد بذلك: الصغائر

“Shalat lima waktu yang lima ini serta semua hal yang dikategorikan ke dalamnya berupa amal-amal sunnah. Adalah termasuk kebaikan yang paling besar. Di samping kebaikan yang mendekatkan kepada Allah, menghasilkan pahala, ia juga menghilangkan keburukan dan menghapuskannya. Keburukan yang dihapuskan adalah dosa-dosa kecil.”
(Taisiru al-karimi al-rahman hal:391).

Sabda nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam :

اتق الله حيثما كنت ، وأتبع السيئة الحسنة تمحها، وخالق الناس بخلق حسن

“Bertakwalah kepada Allah di manapun anda berada. Iringilah perbuatan dosa dengan amal kebaikan, karena kebaikan itu dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik.”
(HR. Ahmad : 21354, Tirmidzi : 1987, ia berkata : ‘hadits ini hasan shahih).

Namun apakah mengikuti manhaj salaf tersebut kemudian bisa menghapuskan seluruh dosa sebagaimana seorang muallaf ketika baru masuk islam?

Jawabannya adalah tidak, yang dihapuskan adalah dosa-dosa kecil saja, sebagaimana disampaikan oleh syaikh al-Sa’dy dalam tafsir ayat 114 surat hud di atas.
Adapun dosa-dosa besar, dibutuhkan taubat secara khusus dan tersendiri, dikatakan dalam fatwa dari islamweb.com :

لكن الجمهور على أن هذا في الصغائر المتعلقة بحق الله تعالى، أما الكبائر فلا بد لها من توبة، كما أن الذنوب المتعلقة بحقوق العباد لا بد فيها من استحلال أصحابها، فالكبائر لا تكفرها الأعمال الصالحة، ولا بد لها من تخصيص التوبة بها

“Namun mayoritas ulama mengatakan bahwa penghapusan dosa karena amal solih ini hanyalah pada dosa-dosa kecil yang berkaitan dengan hak Allah ta’ala, adapun dosa besar mewajibkan harus adanya taubat agar terhapuskan, sebagaimana dosa-dosa lain yang ada kaitannya dengan hak hamba (sesama) dipersyaratkan harus dihalalkan pada yang bersangkutan, dosa besar tidak dihapuskan dengan amal soleh, dan harus ada pertaubatan secara khusus”.
Lihat: fatwa Islamweb

Demikian yang kami tahu, wallahu a’lam.

Dijawab oleh:
Ustadz Setiawan Tugiyono, M.H.I حفظه الله
Senin, 13 Jumadil Ula 1442 H/ 28 Desember 2020 M



Ustadz Setiawan Tugiyono, M.H.I حفظه الله
Beliau adalah Alumnus S1 Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta dan S2 Hukum Islam di Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Setiawan Tugiyono, M.H.I حفظه الله 
klik disini

Ustadz Setiawan Tugiyono, B.A., M.HI

Beliau adalah Alumni D2 Mahad Aly bin Abi Thalib Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Bahasa Arab 2010 - 2012 , S1 LIPIA Jakarta Syariah 2012 - 2017, S2 Universitas Muhammadiyah Surakarta Hukum Islam 2018 - 2020 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah, Dauroh Masyayikh Ummul Quro Mekkah di PP Riyadush-shalihin Banten, Daurah Syaikh Ali Hasan Al-Halaby, Syaikh Musa Alu Nasr, Syaikh Ziyad, Dauroh-dauroh lain dengan beberapa masyayikh yaman dll | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Belajar bersama dengan kawan-kawan di kampuz jalanan Bantul

Related Articles

Back to top button