Adab & AkhlakKonsultasi

Apa Boleh Mencela Dosa Orang Lain?

Pendaftaran Mahad Bimbingan Islam

Apa Boleh Mencela Dosa Orang Lain?

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki tuturkata mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang apakah boleh mencela dosa orang lain?
selamat membaca.

Pertanyaan :

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Semoga ustadz selalu diberikan kesehatan. Aamiin.

Ijin bertanya ustadz.
Jika kita sudah terlanjur mencela orang lain atas perbuatan maksiat dan dosa yang telah orang tersebut lakukan.
Apa yang harus ana lakukan sebagai bentuk penyesalan ana?

Jazaakallohu khoyro ustadz

(Disampaikan oleh Fulan, Sahabat BiAS T08)


Jawaban :

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillāh
Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du
Ayyuhal ikhwan Baarakallah fiikum

Sering terjadi di lingkungan masyarakat, ada di antara saudara kita yang melakukan dosa atau maksiat, kemudian menjadi bahan perbincangan atau ghibah. Padahal bisa jadi pelaku dosa tersebut sudah bertaubat dari dosa tersebut.
Mengenai hal ini, mari kita perhatikan nasihat dari beberapa ulama, yaitu orang yang menjelek-jelekkan saudaranya yang sudah bertaubat dari dosa, bisa jadi dia akan melakukan dosa tersebut.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞَ ﻟَﻴَﺘَﻜَﻠَّﻢُ ﺑِﺎﻟْﻜَﻠِﻤَﺔِ ﻟَﺎ ﻳَﺮَﻯ ﺑِﻬَﺎ ﺑَﺄْﺳًﺎ ﻳَﻬْﻮِﻱ ﺑِﻬَﺎ ﺳَﺒْﻌِﻴﻦَ ﺧَﺮِﻳﻔًﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ

“Sesungguhnya ada seseorang yang berbicara dengan satu kalimat, ia tidak menganggapnya berbahaya; dengan sebab satu kalimat itu ia terjungkal selama tujuh puluh tahun di dalam neraka.”
(Hadits shahih. HR. Bukhari, no. 6487)

Tabi’in Hasan Al Basri rahimahullah berkata :

Baca Juga:  Hukum Pengojek Menunggu Penumpang di Masjid

كانوا يقولون من رمي أخاه بذنب قد تاب إلى الله منه لم يمت حتى يبتليه الله به

Para sahabat dan tabi’in berkata : “Barang siapa yang mencela saudaranya, karena dosa-dosanya, sedangkan saudaranya itu sudah bertaubat kepada Allah, maka si pencela tidak akan meninggal dunia kecuali dia akan mengalami dosa saudaranya tersebut.”
(HR. Ibnu Abid Dunya dalam kitab Ash-Shamt).

Maka sebagai muslim sejati terus berusaha menjaga lisannya dari perbuatan seperti ini, dan segera bertaubat nasuha kepada Allah Ta’ala.

Bagi pelaku perbuatan ini, kalau memungkinkan untuk minta maaf maka ini disyariatkan dalam agama kita yang mulia, bahkan diwajibkan (meminta kehalalan).
jika tidak memungkinkan misalkan karena orang yang dicela sudah pergi jauh dan tidak tahu rimbanya/miss contact atau dampak buruk/mudharat yang ditimbulkan lebih besar (jika kita minta maaf di depannya dan mengatakan pernah mencela dosanya), maka cukup doakan kebaikan kepada saudara ini, dan banyak berbuat baik kepadanya semisal memberi hadiah, shadaqoh/bantuan dan perbuatan baik lainnya.
Semoga Allah Ta’ala memberikan Taufiq.

Wallahu Ta’ala A’lam.

Disusun oleh:
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله
Selasa, 01 Rabbi’ul Awwal 1441 H/ 29 Oktober 2019 M



Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam

Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Fadly Gugul حفظه الله تعالى klik disini

Ustadz Fadly Gugul, S.Ag

Beliau adalah Alumni S1 STDI Imam Syafi’I Jember Ilmu Hadits 2012 – 2016 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Takhosus Ilmi di PP Al-Furqon Gresik Jawa Timur | Beliau juga pernah mengikuti Pengabdian santri selama satu tahun di kantor utama ICBB Yogyakarta (sebagai guru praktek tingkat SMP & SMA) | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Dakwah masyarakat (kajian kitab), Kajian tematik offline & Khotib Jum’at

Related Articles

Back to top button