Keluarga

Ancaman Memutus Silaturahmi Dalam Islam

Pendaftaran Grup WA Madeenah

Ancaman Memutus Silaturahmi Dalam Islam

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan ancaman memutus silaturahmi dalam Islam. Selamat membaca.


Pertanyaan:

Bismillah. Ahsanallahu ilaykum ustadz. Afwan ana izin bertanya.

Ada seorang bapak poligami tanpa diketahui istri pertama, kemudian dari pernikahan bapak yang kedua ini, beliau memiliki anak. Pertanyaannya, apakah perlu izin ibu untuk bertemu dengan adik saudara/i sebapak ini, padahal ibu (istri pertama) belum ridha terhadap poligaminya bapak?

(Ditanyakan oleh Santri Akademi Shalihah)


Jawaban:

Ancaman Memutus Silaturahmi

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memerintahkan umatnya untuk menyambung silaturahim, dalam sabda beliau:

من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليكرم ضيفه، ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليصل رحمه، ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيراً أو ليصمت

Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka muliakanlah tamunya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka sambunglah tali silaturahim. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka katakanlah yang baik atau diam” (HR. Bukhari).

Bahkan terdapat ancaman serius bagi orang yang memutus silaturahim, beliau bersabda:

لا يدخلُ الجنةَ قاطعُ رحمٍ

Tidak masuk surga orang yang memutus silaturahim” (HR. Bukhari & Muslim).

Dan di antara keutamaan menyambung silaturahim adalah diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

من أحب أن يبسط له في رزقه، وينسأ له في أثره فليصل رحمه

Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah tali silaturahmi” (HR. Bukhari & Muslim).

Menjaga Silaturahmi dengan Saudara Sebapak

Bapak poligami tanpa diketahui istri pertama, kemudian dari pernikahan bapak yang kedua ini, beliau memiliki anak. Pertanyaannya, apakah perlu izin ibu untuk bertemu dengan adik sadara/i sebapak ini, padahal ibu belum rida terhadap poligaminya bapak?

Dalam masalah ini perlu perincian;

Jika pertemuan dengan adik saudara/i sebapak ini membutuhkan waktu yang cukup lama, misalkan harus dengan safar jadi perlu menginap atau ibu anda pasti bertanya dimana posisi anda sekarang, karena belum pulang rumah, maka anda perlu izin ibu dulu, sehingga beliau tidak khawatir atas ketidakberadaan anda di sisinya.

Namun, jika pertemuan dengan adik itu tidak butuh safar atau perjalanan jauh, maka tidak perlu izin, karena anda punyak hak persaudaraan sebapak dengannya, dan ini bagian dari menyambung tali silaturahim yang diperintahkan syariat, plus hal ini tidak disyaratkan harus melalui izin sang ibu dulu.

Wallahu Ta’ala A’lam.

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Fadly Gugul S.Ag.
حفظه الله
Kamis, 17 Rabiul Awal 1444 H/ 13 Oktober 2022 M


Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam

Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Fadly Gugul حفظه الله تعالى klik disini

Ustadz Fadly Gugul, S.Ag

Beliau adalah Alumni S1 STDI Imam Syafi’I Jember Ilmu Hadits 2012 – 2016 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Takhosus Ilmi di PP Al-Furqon Gresik Jawa Timur | Beliau juga pernah mengikuti Pengabdian santri selama satu tahun di kantor utama ICBB Yogyakarta (sebagai guru praktek tingkat SMP & SMA) | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Dakwah masyarakat (kajian kitab), Kajian tematik offline & Khotib Jum’at

Related Articles

Back to top button