Keluarga

Anak Kecil/Bayi Rewel Gejala Tantrum Atau Terkena ‘Ain (Gangguan Jin)? Ini Do’a Dan Solusinya!

Anak Kecil/Bayi Rewel Gejala Tantrum Atau Terkena ‘Ain (Gangguan Jin)? Ini Do’a Dan Solusinya!

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Anak Kecil/Bayi Rewel Gejala Tantrum Atau Terkena ‘Ain (Gangguan Jin)? Ini Do’a Dan Solusinya! selamat membaca.

Pertanyaan:

Anak/bayi rewel apakah sama dengan tantrum?

Apakah ada hubungan dengan pengaruh jin atau lingkungan lainnya bagaimana cara sabar menghadapinya secara islam

Ditanyakan Sahabat BIAS melalui Grup WhatsApp


Jawaban:

Bayi Rewel, Apakah Gejala Tantrum Atau Pengaruh Jin?

Pada anak bayi atau balita, penyakit ‘ain bisa menyebabkan dia menangis tidak normal, menjerit, berteriak, membangkang, atau marah di luar batas normal.

Jadi bila bayi rewel, kami lebih condong ia terkena ‘ain daripada gangguan jin, karena penyakit ‘ain’ lebih zahir terjadi pada anak bayi daripada gangguan jin yang bersifat gaib, walaupun sebab gangguan jin itu bisa juga terjadi (Wallahu Ta’ala A’lam).

Dahulu Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha menceritakan,

دَخَلَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- فَسَمِعَ صَوْتَ صَبِىٍّ يَبْكِى فَقَالَ: مَا لِصَبِيِّكُمْ هَذَا يَبْكِى فَهَلاَّ اسْتَرْقَيْتُمْ لَهُ مِنَ الْعَيْنِ

Suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke rumahku. Tiba-tiba Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar jeritan bayi nangis. Kemudian beliau bersabda,

Random Ad Display

“Kenapa bayi ini menangis terus? Mengapa kalian tidak segera meruqyahnya untuk mengobatinya dari penyakit ‘ain.” (HR. Ahmad, no. 24442)

Cara Pencegahan ‘Ain Bagi Si Bayi Dan Balita;

1. Doa dan ruqyah syar’iyah

Sahabat mulia ‘Abdullah Bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bercerita bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta perlindungan untuk Hasan dan Husain. Lalu beliau membaca,

أُعِيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ، مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ

Aku memohon perlindungan untuk kalian berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari semua godaan setan dan binatang pengganggu serta dari pandangan mata buruk. (HR. Bukhari, no. 3371, Abu Daud, no. 3371, dan yang lainnya).

Doa di atas bisa berulang-ulang sampai anak bayi dan balita tidak menangis lagi. Dan lakukan hal ini terus menerus agar tercegah dari penyakit ain.

Bisa juga anda tambah dengan membaca surah Al Fatihah, ayat Qursi, An Nas, Al Falaq dan Al Ikhlas, kemudian anda balurkan dan tiupkan ke seluruh tubuh anak dengan kedua tangan.

2. Apabila kagum dan takjub dengan fisik dan karakter anak, jangan lupa berdzikir

Perasaan sukacita, gemes, bercampur cinta dan bahagia sering membuat orang dewasa di sekitarnya memuji anak bayi dan kagum dengan sifat-sifatnya.

Sayangnya, jarang yang diiringi dengan berdzikir kepada Allah Ta’ala, seperti ucapan MasyaAllah, Subhanallah, Alhamdulillah, Baarakallahu fiikum, dan bila dzikir dan doa ini sering dilalaikan, ketika itu, si bayi akan sangat rentan terkena ‘ain.

3. Jauhkan memberi gaya, pakaian, dandanan yang berlebihan pada anak, atau orang tua berniat membuat bangga dan memukau orang lain, sehingga membuatnya semakin menggemaskan ketika dipandang.

Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah menasehatkan,

ومن علاج ذلك أيضاً والاحتراز منه سترُ محاسن مَن يُخاف عليه العَيْن بما يردُّها عنه

Termasuk juga cara pengobatan ‘ain, menutupi bagian yang menarik dari anak, yang dikhawatirkan menjadi sumber ‘ain, ditutupi dengan yang membuatnya kurang menarik.

Kemudian Ibnul Qoyim membawakan keterangan riwayat dari al-Baghawi,

ذكر البغوىُّ فى كتاب “شرح السُّنَّة”: أنَّ عثمان رضى الله عنه رأى صبياً مليحاً، فقال: دَسِّمُوا نُونَتَه، لئلا تُصيبه العَيْن، ثم قال فى تفسيره: ومعنى “دسِّمُوا نونته” أى: سَوِّدُوا نونته

Al-Baghawi menyebutkan dalam kitabnya Syarhus Sunah, bahwa Utsman radhiyallahu ‘anhu pernah melihat anak kecil yang sanat lucu. Lalu beliau berpesan, “Beri olesan hitam di lesung pipinya, agar dia tidak terkena ‘ain. (Zadul Ma’ad, 4/173).

Apa Itu Tantrum?

Adapun menurut pengobatan modern, ledakan emosi yang biasanya ditandai dengan sikap anak keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, membangkang, atau marah yang berlebihan, maka dikenal dengan istilah “Tantrum”.

Anak yang tantrum umumnya disebabkan oleh rasa kesal, marah, dan frustasi. Bisa juga muncul karena anak merasa lelah, lapar, dan tidak nyaman.

Tindakan agresif tersebut terjadi akibat anak sulit untuk mengungkapkan apa yang mereka inginkan dan butuhkan.

Namun, Anda tidak perlu khawatir dengan hal ini. Seiring bertambahnya usia, kemampuan berbahasa anak akan semakin meningkat.

Bagaimana cara menghadapi anak tantrum?

Situasi tantrum ini bisa terjadi kapan saja, dari mulai di depan umum sampai saat sedang makan.

Cara menghadapi dan mengatasi anak tantrum juga tergantung pada kondisi si kecil. Solusi tantrum pada bayi dan balita menurut pengobatan modern dapat dicoba secara bersamaan dengan aturan dan rambu syariat selama tidak ada pelanggaran syariat di dalamnya.

Berikut Beberapa kiat yang dapat diambil:

1. Memeluk bayi dan balita

Anak yang sedang tantrum di tempat umum sering membuat orangtua ikut emosi.

Namun, saat melihat anak mengamuk, pelukan menjadi hal pertama yang bisa Anda lakukan untuk meredamnya. Pelukan bisa membuat anak merasa aman dan tahu bahwa orangtuanya peduli, walau Anda tidak setuju dengan ulahnya.

2. Mempersiapkan segala kebutuhan anak

Perlu diingat bahwa anak dan balita lebih mungkin untuk meluapkan emosinya saat lapar atau kelelahan. Sebagai contoh, jika Anda akan pergi belanja bulanan, pastikan bahwa si kecil pergi dalam keadaan kenyang dan cukup istirahat.

Selama berbelanja misalkan, ada baiknya Anda membawa ‘mainan’ dan ‘persenjataan’ untuk membuat anak sibuk sendiri. Beberapa barang yang bisa dibawa mulai dari camilan anak hingga mainan kesayangannya. Benda-benda ini terlihat remeh, tapi bisa jadi bantuan yang ampuh di saat darurat.

3. Membuat aturan dasar untuk anak

Orangtua perlu menetapkan aturan dasar saat berjalan-jalan untuk mengurangi risiko tantrum bagi anak bayi yang memasuki usia 2 tahun sampai balita.

Sebelum sampai tujuan, Anda bisa menjelaskan pada si kecil bahwa tujuan pergi ke warung, atau jalan-jalan ini adalah hanya untuk membeli makanan atau kue atau refreshing (santai dan kesegaran fisik dan psikis) saja, bukan untuk beli es krim atau mainan baru. Sampaikan sesuai dengan nalar anak.

(dikutip secara ringkas dari https://hellosehat.com/parenting/anak-1-sampai-5-tahun/perkembangan-balita/tantrum-pada-anak/ dengan perubahan seperlunya).

Wallahu Ta’ala A’lam.

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. 
حفظه الله

Kamis, 21 Jumadil Awal 1444H / 15 Desember 2022 M 


Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam

Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Fadly Gugul حفظه الله تعالى klik disini

Ustadz Fadly Gugul, S.Ag

Beliau adalah Alumni S1 STDI Imam Syafi’I Jember Ilmu Hadits 2012 – 2016 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Takhosus Ilmi di PP Al-Furqon Gresik Jawa Timur | Beliau juga pernah mengikuti Pengabdian santri selama satu tahun di kantor utama ICBB Yogyakarta (sebagai guru praktek tingkat SMP & SMA) | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Dakwah masyarakat (kajian kitab), Kajian tematik offline & Khotib Jum’at

Related Articles

Back to top button