Adab & Akhlak

Adab Melayat (Takziyah) Dalam Agama Islam

Pendaftaran Grup WA Madeenah

Adab Melayat (Takziyah) Dalam Agama Islam

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Adab Melayat (Takziyah) Dalam Agama Islam. selamat membaca.

Pertanyaan:

Assalamualaikum ustadz. Saya izin bertanya, bagaimana adab melayat dan amalan-amalan apa yang dapat dilakukan untuk mendoakan teman muslim yang sudah meninggal dunia? Terima kasih ustadz sebelumnya

Ditanyakan oleh Sahabat AISHAH (Akademi Shalihah)


Jawaban:

Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh

Adab Melayat

Melayat itu bagian dari takziyah, istilah yang popular dalam khazanah keilmuwan Islam.

Penulis kitab Radd Al-Mukhtar mengatakan : “Bertakziyah kepada ahlul mayyit (keluarga yang ditinggal mati) maksudnya ialah menghibur mereka supaya bisa bersabar dan sekaligus mendoakannya”. (Radd Al-Mukhtar (1/603))

Imam Al-Khirasyi di dalam syarahnya menulis: “Ta’ziyah, yaitu menghibur orang yang tertimpa musibah dengan pahala-pahala yang dijanjikan oleh Allah, sekaligus mendoakan mereka dan mayitnya”. (Syarh al Khirasyi ‘ala Mukhtashar Khalil (2/129).

Imam Nawawi rahimahullah mengatakan : “Yaitu memotivasi orang yang tertimpa musibah agar bisa lebih bersabar, menghiburnya supaya bisa melupakannya, dan meringankan tekanan kesedihan dan himpitan musibah yang menimpanya”. (Al-Adzkar An-Nawawiyah, hal. 126. Lihat juga Al-Majmu’ (5/304))

Jika anda ingin melayat maka lakukanlah dengan adab-adab Islam. Di antaranya;

  1. Meringankan beban musibah yang diderita oleh orang yang dilayat, misalkan menyiapkan makanan siap saji dan memberikan bantuan finansial (jika mereka adalah orang yang butuh).
  2. Memotivasi anggota keluarga yang ditinggalkan untuk terus bersabar menghadapi musibah dan berharap pahala dari Allah Ta’ala.
  3. Memotivasi mereka yang ditinggalkan untuk ridha dengan ketentuan atau takdir Allah Ta’ala dan menyerahkannya hanya kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
  4. Mendoakan agar musibah tersebut diganti oleh Allah Ta’ala dengan sesuatu yang lebih baik.
  5. Mencegah keluarga mayit dari berbuat niyahah (meratap), memukul, atau merobek pakaian, dan lain sebagainya akibat musibah yang menimpanya.
  6. Mendoakan mayit dengan kebaikan.

Perlu diperhatikan bersama bahwa bertakziyah cukup satu kali saja, agar tidak membuat sedih keluarga yang ditinggalkan.

Takziyah dilakukan kepada seluruh orang yang tertimpa musibah (ahlul mushibah), baik orang tua, anak-anak, dan apalagi orang-orang yang lemah.
Dalam Madzhab Syafi’iyah dan Hanafiyah diperbolehkan bertakziyah kepada orang kafir jika ada kebutuhan dan maslahat menolak mudharat.

Doa ketika bertakziyah

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melayat seseorang dan mengucapkan:

أِنَّ لِلَّهِ مَا أَخَذَ وَلَهُ مَا أَعْطَى وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمًّى فَمُرْهَاا فَلْتَصْبِرْ وَلْتَحْتَسِبْ

Sesungguhnya adalah milik Allah apa yang Dia ambil, dan akan kembali kepadaNya apa yang Dia berikan. Segala sesuatu yang ada disisiNya ada jangka waktu tertentu (ada ajalnya). Maka hendaklah engkau bersabar dan mengharap pahala dari Allah. (HR. Al-Bukhari, no. 7377 dan Muslim, no. 923)

Jumhur ulama melarang duduk-duduk di tempat orang yang ditinggal mati. Yang disyariatkan ialah, setelah mayat dikuburkan, sebaiknya kembali kepada kesibukannya masing-masing.

Wallahu Ta’ala A’lam.

Baca juga artikel selengkapnya: https://bimbinganislam.com/keutamaan-dan-catatan-penting-seputar-takziyah/

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. 
حفظه الله

Selasa, 14 Sya’ban1444H / 7 Februari 2023 M


Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam

Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Fadly Gugul حفظه الله تعالى klik disini

Ustadz Fadly Gugul, S.Ag

Beliau adalah Alumni S1 STDI Imam Syafi’I Jember Ilmu Hadits 2012 – 2016 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Takhosus Ilmi di PP Al-Furqon Gresik Jawa Timur | Beliau juga pernah mengikuti Pengabdian santri selama satu tahun di kantor utama ICBB Yogyakarta (sebagai guru praktek tingkat SMP & SMA) | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Dakwah masyarakat (kajian kitab), Kajian tematik offline & Khotib Jum’at

Related Articles

Back to top button