Adab Buang Hajat Di Mall Ataupun Perkantoran
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Adab Buang Hajat Di Mall Ataupun Perkantoran, selamat membaca.
Pertanyaan:
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Izin bertanya terkait bab istinja dan adab buang hajat. Bagaimana adab buang hajat di mall atau perkantoran dimana kita cenderung masuk WC dan buang hajat. Apakah kita tetap harus mengecek arah qiblat saat di wc umum seperti di mall atau perkantoran?
جزاك اللهُ خيراً
Jawaban:
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Alhamdulillāh
Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in
Jika memungkinkan untuk mengetahui arah kiblat sebelum masuk wc dan hal itu tidak memberatkan bagi sahibul hajat (ingin buang air kecil atau pun besar), Sehingga ia tidak menghadap atau memblakangi arah kiblat ketika buang hajat, maka hal ini adalah hal yang dianjurkan.
Hanya sebagian ahli ilmu memberi kelonggaran untuk wc atau toilet di dalam kamar mandi yang sudah paten (tempatnya sempit juga), maka arah buang hajatnya sesuaikan saja dengan bentuk wc dan toiletnya agar lebih mudah, tidak membertkan dan tidak melakukan keanehan.
Beda kalau buang hajatnya di alam atau di luar bangunan, tidak ada penghalang paten, maka sebisa mungkin (dituntut) untuk menghindari arah kiblat.
Dari Abu Ayyub Al Anshori, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« إِذَا أَتَيْتُمُ الْغَائِطَ فَلاَ تَسْتَقْبِلُوا الْقِبْلَةَ وَلاَ تَسْتَدْبِرُوهَا ، وَلَكِنْ شَرِّقُوا أَوْ غَرِّبُوا » . قَالَ أَبُو أَيُّوبَ فَقَدِمْنَا الشَّأْمَ فَوَجَدْنَا مَرَاحِيضَ بُنِيَتْ قِبَلَ الْقِبْلَةِ ، فَنَنْحَرِفُ وَنَسْتَغْفِرُ اللَّهَ تَعَالَى
“Jika kalian mendatangi jamban, maka janganlah kalian menghadap kiblat dan membelakanginya. Akan tetapi, hadaplah ke arah timur atau barat.” Abu Ayyub mengatakan, “Dulu kami pernah tinggal di Syam. Kami mendapati jamban kami dibangun menghadap ke arah kiblat. Kami pun mengubah arah tempat tersebut dan kami memohon ampun pada Allah Ta’ala.” (HR. Bukhari no. 394 dan Muslim no. 264).
Maksud hadis dengan “hadaplah arah barat dan timur” adalah ketika kondisinya di Madinah. Namun kalau kita berada di Indonesia, maka berdasarkan hadits ini kita dilarang buang hajat dengan menghadap arah barat dan timur, dan diperintahkan menghadap ke utara atau selatan.
Wallahu Ta’ala A’lam
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Fadly Gugul, S.Ag. حافظه الله
