Nikah

7 Persiapan Dan Nasehat Sebelum Menikah Bagi ‘Si Jomblo’

Pendaftaran Mahad Bimbingan Islam

7 Persiapan Dan Nasehat Sebelum Menikah Bagi ‘Si Jomblo’

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang 7 Persiapan Dan Nasehat Sebelum Menikah Bagi ‘Si Jomblo’ selamat membaca.

Pertanyaan:

Bismillah, Ahsanallahuilayk ustadzuna, ana izin bertanya dan mohon bimbingan ustadz mengenai apa yang sebaiknya ana lakukan. Ada seorang ikhwan yang mendekati ana namun tidak melalui wali ana/ seorang wasilah.

Di lain kesempatan ana sampaikan ketidaknyamanan ana kepada ikhwan tersebut terkait chat dan ajakan bertemu, beliau menyampaikan ingin serius dengan ana namun belum bisa menghalalkan karena belum selesai pendidikan profesi (kami sama2 menempuh pendidikan kedokteran)

Pendidikan profesi kami insyaAllah baru akan selesai akhir tahun depan, saat ini kami baru selesai menempuh pendidikan S1.

Apakah yg sebaiknya ana lakukan ustadz? Mencoba meminta bantuan kepada orang tua ana untuk menikahkan atau menunggu hingga selesai pendidikan? Jazakumullahu khayran katsiran ustadz. Semoga Allah berkahi ustadz.

Ditanyakan oleh Sahabat AISHAH (Akademi Shalihah)


Jawaban:

Nasihat kami adalah putuskan hubungan kegalauan antara pria dan wanita dengan menikah atau menjadi orang asing saja, tidak ada pilihan ketiga. Karena jika chat-chatingan, atau pertemanan dan pertemuan berlanjut yang adalah membuka pintu syaithan, dan maksiat hati berupa angan-angan semu, bahkan muqaddimah ke pintu zina, wal ‘iyadzubillah (semoga Allah Ta’ala melindungi kita semua dari dosa keji ini).

Perintah seorang lelaki asing kepada seorang wanita untuk menunggu datang lamarannya beberapa tahun lagi atau setelah program pendidikan ini dan bisnis itu adalah tidak disyariatkan dan tidak perlu dipatuhi oleh sang wanita, karena lelaki itu bukan siapa-siapanya, dan tidak ada kewajiban untuk menaati perintah tersebut.

Seorang muslim atau muslimah semestinya tidak membuat susah saudaranya atau pun orang lain. Selama rentang waktu perjanjian, banyak sekali perkara dan masalah silih berganti menyapa setiap insan.

Maka dalam persoalan janji akan serius atau janji lamaran ini ada masalah rasa dan perasaan wanita yang seharusnya diperhatikan. Jangan sampai ada kata PHP (pemberi harapan palsu) yang terjadi kemudian, ini tidak kita inginkan dan perlu dihindari.

Jika kalau bisa memberi saran berdasarkan masalah dan soal yang diajukan, maka masing-masing mundur dulu, dan membatasi hubungan secara ketat (jangan ada chat-chatingan, tidak ada pertemuan atau jalan berdua saja), fokus saja pada pendidikan masing-masing saja, dan inilah yang diinginkan orang tua (biaya pendidikan kedokteran itu mahal).

Baca Juga:  Hukum Berhubungan Intim Ketika Tidak Tahu Sedang Haid

Jika memang berjodoh, maka rezeki ini tidak akan kemana. Menikah itu juga butuh persiapan matang (jangan terburu-buru).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

التَّأنِّي من اللهِ و العجَلَةُ من الشيطانِ

“Berhati-hati itu dari Allah, tergesa-gesa itu dari setan” (HR. al-Baihaqi dalam Sunan al-Kubra [20270], dishahihkan al-Albani dalam Silsilah ash-Shahihah no. 1795).

Menikah itu bukan hanya soal rasa dan hati, tapi pernikahan itu adalah ibadah, butuh banyak doa, perjuangan, restu yang tulus dari orang yang kita sayangi dan hormati (orang tua) dan butuh banyak persiapan;

  1. Menyiapkan diri untuk memahami ilmu agama yang mendasar, seperti ilmu tauhid dasar, fiqih shalat, fiqih thaharah, fiqih puasa, dll sebagai bekal untuk menjalani agama dalam rumah tangga.
  2. Menyiapkan diri untuk memahami ilmu terkait hak dan kewajiban suami istri dalam Islam.
  3. Menyiapkan mental untuk menjadi suami dan istri dengan segala tanggung jawabnya kelak.
  4. Menyiapkan mahar, dan mahar itu tidak harus mahal.
  5. Menyiapkan walimatul ursy (resepsi pernikahan), dan walimatul ursy itu tidak harus mewah dan membahana.
  6. Menyiapkan rencana seputar nafkah, tempat tinggal, dll yang terkait dengan kewajiban-kewajiban pasca pernikahan.
  7. Jadilah anak yang berbakti, dan mensalehkan diri sendiri dulu, baru lanjutkan diskusi dengan orang tua tentang kesiapan untuk menikah.

Jika seseorang sudah melalui semua tahapan ini, tanpa pacaran sebelumnya, maka calon pasangan siap berjuang dan lanjutkan usaha dan ikhtiyar anda.

Semoga tidak ada lagi yang bermudah-mudahan dalam soal janji seorang lelaki yang akan melamar wanita dalam waktu atau masa tertentu. Putus dengan terhormat dan lanjutkan perjuangan hidup sesudah itu. Dikatakan bagi lelaki sejati “Kalau kamu berani, langsung datang saja menemui walinya melalui pintu depan untuk melamar, jangan lewat jalan belakang !”

Wallahu Ta’ala A’lam.

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. 
حفظه الله
Selasa, 27 Sya’ban1444H / 20 Februari 2023 M


Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam

Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Fadly Gugul حفظه الله تعالى klik disini

Ustadz Fadly Gugul, S.Ag

Beliau adalah Alumni S1 STDI Imam Syafi’I Jember Ilmu Hadits 2012 – 2016 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Takhosus Ilmi di PP Al-Furqon Gresik Jawa Timur | Beliau juga pernah mengikuti Pengabdian santri selama satu tahun di kantor utama ICBB Yogyakarta (sebagai guru praktek tingkat SMP & SMA) | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Dakwah masyarakat (kajian kitab), Kajian tematik offline & Khotib Jum’at

Related Articles

Back to top button